i love myself..

Sabtu, 09 Oktober 2010

Maafkan Papa.

by : Choco_Natz
(kisah fiksi, tapi mungkin di suatu tempat ini cerita real)
nb : sediakan Tissue.. hehe.


Mungkin semua akan menyalahkan aku atas semua kesalahan ini..Ya.. memang akulah yg bersalah.. akulah penyebab segala kesedihan , tangisan, dan kesengsaraan Bella. Anak kandungku. Anak yg telah aku sia-siakan..
Harta.. itulah yg membuat Bella harus menderita , ..
Inilah awal cerita tragis ini.
----------------------------------------------------------------------------------------
“Papa!! Hari ini Bella ada pembagian rapot di sekolah. Papa nanti dateng ke sekolah yah, sekalian jemput Bella.” Kata Bella lugu, dengan tubuh mungilnya dia berusaha memeluk aku.
“Bella! Hentikan! Papa ingin berkerja!” kataku kala itu dengan penuh keegoisan. Sambil berusaha melepaskan kakiku dari pelukan erat Bella.
“Papa tapi nanti jangan lupa dateng yah. Bella sayang papa.” Lalu Bella melepaskan pelukannya.
“Bibi!!!!” teriakku keras. Dengan cepat bibi datang menghampiri aku.
“Bi! Sudah siang. Cepat antar Bella kesekolah, jgn lupa jemput dia nanti.” Perintahku.
“Papa.. Bella ga mau di jemput bibi!! Bela mau sama papa!” ucap anak itu sambil meneteskan sebutir air mata.
Tanpa memedulikannya aku pergi menuju kantor..
Sesampainya di kantor aku mendapat kabar baik bahwa Client dari Singapura telah menyetujui kontrak kerja. Dan besok ia akan datang dari Singapura untuk menandatangani kontrak kerja.
Waktupun berlalu. Sudah pukul 23.25 kantor sudah sangat sepi dan tubuhku sangat lelah. Lalu bergegas aku pulang. Sesampainya di rumah aku melihat Bella sedang tertidur pulas di Sofa, sambil memeluk rapotnya.
“Bibi!!!!” teriakku keras , bahkan sampai Bella langsung terbangun dari tidurnya.
“Papa. Akhirnya papa pulang juga. Papa liat deh rapot Bella nilainya bagus semua loh. Bella dapet rangking 3 ,Pa.” Lalu tubuh mungil itu kembali memeluk erat kakiku.
“lepas. Papa lelah. Cepat pergi ke kamar dan tidur!” perintahku, tetapi Bella malah semakin erat memeluk kakiku.
“Papa.. Dulu papa janji kalau Bella dapet rangking bella akan dibelikan kertas untuk melukis. Belikan yah paaa! Bella pingin melukis papa. “ pinta Bella dengan sangat manis. Tapi kala itu, aku tidak memedulikan dy dan berusaha melepaskan pelukan eratnya. Dan tanpa di sengaja aku menendang tubuh mungilnya. Dan Tubuh mungil itu terlempar membentur sofa.
“Papa.. saakiiittt..hii..hikk” Bella kemudian terus menangis sampai akhirnya bibi datang dan membawa Bella ke kamar.
Tanpa merasa bersalah aku pergi ke kamar. Dan bergegas tidur.
Hari ini hari minggu, harusnya aku ke gereja dan beribadah, tapi saat itu aku sudah sangat lupa tentang ibadah , malah aku dengan cepat menuju ke kantor, berharap Client dari Singapura itu menandatangani kontrak kerja itu. Dan akhirnya Client datang .. tanpa basa-basi ia langsung menandatangani kontrak kerja. Dan kemudian kembali terbang ke Singapura.
“ini sangat berharga.. dapat membuat perusahaanku merauk untuk beberapa triliun. Aset seperti ini harus ku simpan di rumah.” Gumgam ku kepada diri sendiri kemudian aku melaju dengan cepat ke rumahku.
Tiba-tiba sesampainya di rumah perutku sangat sakit dan aku langsung bergegas ke toilet. Dan menaruh map yg berisi kontrak kerja itu di meja tamu. Lalu setelah dari toilet aku langung kembali ke ruang tamu. Tetapi betapa kagetnya aku melihat surat kontrak kerja itu tidak ada di meja tamu.
“Bibiii!!!” panggilku keras. Sekejap bibi datang menghampiriku.
“iah tuan..” jawab bibi sambil menundukan kepalanya.
“Bibi liat Map coklat yang ada di atas meja!?” tanyaku . dan bibi mengatakan dia tidak melihat, dia bilang beberapa saat lalu dia dan Bella baru saja pulang dari Gereja, jadi Bibi sama sekali tidak tau menau soal Surat konrak kerja di dalam Map coklat yg diletakan di atas meja.
Aku sangat marah saat itu. Dan tiba-tiba yg terlintas di pikiranku adalah Bella. Jgn-jgn anak itu yg mengambil suratku? Lalu dengan cepat aku berlari ke kamar Bella. Dan membuka pintu kamar Bella dengan kasar.
“Papa..” Bella tersenyum manis kearahku. Tapi aku tidak memedulikan itu. Pandanganku tertuju kepada surat kontrak kerja yang dia coret-coret dengan Crayon. Aku mengepalkan tanganku. Betapa marahnya aku. Rasanya ingin sekali aku membunuh Bella.
“Papa kok liat Bella begitu? Papa liat lukisan Bella yah? Bagus kan pa?! Bella hebat kan.. makasih yah papa uda beliin bela kertas lukis yang bagus dan banyak tulisannya.” Ucap anak itu lugu dan kemudian memeluk kakiku.
Aku tidak sanggup lagi melihat anak ini. Aku meraih tangannya dengan keras dan menyeret dia secara kasar ke gudang. Lalu aku mengambil rantai anjing dan mengikat erat tangan Bella dengan rantai yg sudah sangat berkarat itu.
“Sakitt papa! Papa kenapa? Papa jgn jahat sama Bella!!” teriak anak itu sambil menangis. Bibi hanya bisa terdiam pasrah melihat Bella. Tidak dapat berbuat apa-apa. Lalu aku kencangkan ikatan rantai di tangan Bella. Bella menjerit namun semakin keras jeritannya semakin aku keras mengikat tangannya dengan rantai, dan tangan Bella berdarah..
“Hua!! Papa sakitt...!Bella salah apa papa!!?” tanya anak itu lugu sambil berteriak kesakitan.
Tidak puas hanya mengikat tangannya dengan rantai aku mengambil sapu dan memukul bokong Bella dengan sangat keras. Bisa di bayangkan , batang sapu itu sampai terbelah dua. Bella terus menangis .
“Bella sayang papa.. Bella ga mau benci papa!” kata anak itu berulang-ulang.
Mendengar kata-kata anak itu aku semakin geram. Aku mengambil ban pinggangku, pada ujung ban pinggal terdapat besi yang sangat tebal. Tanpa memedulikan Bella aku menghajar tangan bella dengan ban pinggang itu.
Dan anak itupun sudah sangat tidak kuat, akhirnya dia pingsan dan aku sangat tidak memedulikannya. Aku pergi dan langsung memesan tiket ke Singapura untuk dapat meminta Clientku menandatangani ulang.
Lalu aku sampai di sana, dan menemui Client itu . Akhirnya dengan berbagai penjelasanku Client mau menandatangani ulang kontrak itu. Kemudian aku memutuskan menghabiskan beberapa hariku di Singapura .
Lalu aku memesan satu kamar hotel dan tidur di sana. Dan pada malam itu aku memimpikan istriku. Istriku yang sudah meninggal. Di mimpiku istriku itu menghujatku. Dia mengatakan dia sangat membenciku. Dan akhirnya aku terjaga dari tidurku.
Setelah itu tiba-tiba HP ku berdering.. telepon dari rumah.
“kenapa!?” tanya ku dengan sangat cetus kepada bibi.
“maaf tuan.. non Bella tuan.. badannya sangat panas. Sampai 40 derajat.”
“kasih saja panadol! Gitu aja pake telepon segala!” jawabku tegas kemudian mematikan sambungan telepon itu.
2 hari berlalu. Hampir setiap jam ada panggilan masuk dari rumah. Tetapi aku tidak pernah mengangkat dan malah merejectnya. Hari ini aku memutuskan pulang dari singapura.
Sesampainya di rumah bibi langsung menghampiriku.
“Tuan. Akhirnya tuan pulang.. gawat tuann.. non Bella panasnya ga bisa turun. Sudah 3 hari tuan.. malah sekarang panasnya lebih dari 45 derajat.” Kata bibi dengan tergesa-gesa.
Sedikit khawatir aku kepada Bella.. sebenarnya karena istriku mendatangiku dalam mimpi, maka aku menjadi resah dan akhirnya membawa Bella ke rumah sakit. Dokter langsung memeriksa Bella. Apa-apaan ini. Mendadak mengapa aku menjadi takut kehilangan Bella?
“Pak.. tak ada pilihan lain. Infeksi pada tangan Bella cukup parah dan bila dibiarkan sedikit lagi, Bella bisa terkena tetanus. Bila sampai kita terlambat sedikit saja bela bisa rigid paralysis atau kehilangan kemampuan untuk bergerak. Jalan satu-satunya adalah pengamputasian kedua tangan Bella.”Kata dokter itu.
Tubuhku lemas. Kenapa begitu teganya aku melukai dan bahkan mencelakai anakku sendiri. Anak satu-satunya, anak yang selalu memelukku ketika aku pulang . anak yang selalu mengatakan bahwa dia menyayangi aku. Hanya keran surat kontrak kerja itu. Padahal aku dengan mudah bisa mendapatkannya.. kenapa.. kenapa aku begitu bodohh.
Aku meneteskan air mata dan dengan terpaksa menandatangani surat persetujuan amputasi..
Oprasipun dilakukan. Setelah itu aku terus menunggu bela sampai terbangun..
“Papa..papa..” panggil bela dengan suaranya yg mungil.
“sayang.. kamu uda bangun sayang? Maafin papa Bella. Maafin papa... maafin papa sayang..” aku membelai rambut halus Bella tanpa sadar aku meneteskan air mata.
Bella melihat sekelilingnya dan kemudian melihat kedia tangannya yg di bungkus dengan kassa.
“Papa.. Maafin Bella karena uda melukis wajah papa di kertas coklat itu. Bella janji ga akan melukis lagi. Tapi Bella mohon papa balikin tangan Bella.” Pinta anak itu dengan manja.
“Bella..” gumgamku pelan. Sambil mencium pipi manis anak itu.
“Papa.. bela ga mau di ledekin ama temen-temen Bella. Bella butub tangan Bella. Bella nanti mau main, mau peluk papa, mau makan, Bella minta tangan Bella. Papa jgn ambill.. pasangin lagi yah pa..” kata anak itu dengan polos..
Tapi ku tak dapat berkata apa-apa.
“sayang.. papa boleh ga pinjem tangan Bella? Papa janji akan balikin nanti. Yah sayang?” aku berusaha menahan tangisanku.
“Tapi tangan Bella akan balik lagi kan papa?? Papa.. bela ga betah disini. Kita pulang yah pa.”
Kemudian aku meminta izin dokter supaya Bella bisa di rawat jalan.
Dan memindahkan semua alat bantuan pernafasan, infus ke kamar Bella.

Setelah aku memasuki kamar Bella betapa terkejutnya aku. Seluruh dinding kamar itu penuh dengan tempelan lukisan yg dibuat Bella. Di lukisan itu dia menggambar seorang laki-laki , apakah itu aku.. dan seluruh sudut ruang kamar Bella penuh dengan tempelan foto-fotoku..


Bella.. maafkan papa.. bahkan papa tidak pernah memasuki kamarmu dan melihat semua ini.. maafkan papa Bella. Seandainya papa bisa balikin tangan Bella. Papa mau banget liat Bella bisa lukisin muka papa. Seadndainya tangan papa bisa menggantikan tangan Bella yang uda papa rebut. Maafkan papa Bella..

by : Choco_Natz


ini inspirasi sendiri bukan copas loh..xD.. hehe.. klo pernah denger cerita kaya gni brrti emang kebetulan x.. soalnya ini bru aja g ketik.. bye2.. GBu xD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar