i love myself..

Sabtu, 19 November 2011

My love for you , Dad.

Di sebuah rumah sederhana hidup sepasang suami istri dengan ketiga anaknya,
si ayah bekerja menjadi buruh di sebuah pabrik kecil dan si ibu bekerja sebagai pencuci baju. bisa di kataka kehidupan mereka berdua jauh dari kata ''mewah''. mereka hidup serba pas-pasan.
"papa.. bentar lagi dinda mau naik kelas SMP 1.. papa uda sediain uang buat pendaftaran sekolah dinda belum?" tanya dinda sambil duduk manja di samping ayahnya yang tengah duduk santai di teras rumahnya.
''dinda.. kamu tenang saja, semua urusan itu sudah papa atur, kamu cukup belajar yang rajin supaya besar kamu berhasil." kata si ayah.
dinda tersenyum lebar mendengar perkataan si ayah,
''dinda mau ke sekolah yang di komplek orang elit itu ya pa.. sekolahnya bagus , ada AC nya, temen-temen dinda aja pada melanjutkan sekolah di situ. Dinda mau di sana yah paaa...." pinta dinda manja. sedangkan si ayah hanya mengangguk-anggukan kepala.
Dinda memang anak emas di mata ayah dan ibunya di banding kedua adiknya yang kembar, dari mulai kamar pribadi, baju yang bagus, makanan yang lebih enak, pokoknya dinda selalu di utamakan. karena Dinda memang pintar mengambil hati, wajah dan parasnya juga cantik, membuat siapapun sepertinya bangga memanggilnya 'anak'.
"makasihh papa." kata dinda kemudian mengecup pipi sang ayah.
Dinda kemudian sambil berlompat kecil pergi ke kamarnya. sedangkan si ibu yang baru keluar dari dapur bingung melihat anak kesayangannya seperti baru memenangkan lotre, terlihat sangat senang.
"kenapa si dinda?" tanya si ibu kepada ayah.
"dia minta di masukin ke sekolah orang kaya." jawab sang ayah singkat.
"terus ayah mengiyakan? mau masukin pakai apa? vian dan vina sebentar lagi harus masuk SD, uang masuk, baju sekolah, belum lagi buku,. ahh. si ayah kebiasaan deh kasih harapan kosong ke dinda. nanti dia marah aja terus ngambek baru tau rasa." oceh si ibu panjang lebar.
"vian dan vina ngapain sekolah? vian itu anak laki-laki, tugasnya kerja cari uang, si vina cacad, jalan aja ga bisa, nomongnya gagu, ngapa-ngapain ga bisa. di sekolain juga percuma." kata si ayah. dan si ibu menganguk setuju.
di balik pembicaraan mereka, vina mendengar semua kata-kata si ayah dan ibu. vina menangis, ia sedih mendengar ucapan si ayah dan si ibu .

malam pun tiba. ayah, ibu, Dinda, vian dan vina berkumpul di ruang makan untuk makan bersama. si ibu mengambil piring dinda, mengisinya dengan sepotong ayam, telur dan nasi. sedangkan vian dan vina harus puas dengan tempe yang masih tersisa. itupun harus di bagi dua, karena hanya tinggal 1 tempe.namun akibat kecacatan yang vina derita, ia mengalami kesulitan dalam makan, dikarenakan tangannya yang selalu bergerak-gerak sendiri. dan..
PYANGGG!!!
vina menjatuhkan piringnya tanpa sengaja. muka vina langsung pucat dan ketakutan.
"kamu ini ga becus yah! makan gini aja tumpah!" si ibu mendorong jidat vina dengan telunjuknya.
"kamu pikir beli beras murah! papa uda kerja cape-cape kamu malah buang-buang! uda berapa piring kamu pecahin selama ini! emang kamu bisa ganti apa?!" bentak si ayah.
vina menangis. ia ketakutan.
"af.a...af..(maaf)"kata vina.
"udah mama. papa. jangan marahin vina, lagian mama sama papa kan tau vina emank sering kaya begini, seharusnya mama dan papa beliin piring pelastik buat vina. atau enggak setidaknya kita makan di lantai aja, ga usah meja makan, supaya vina ga kesulitan." bela vian.
"kamu lagi! sekarang kamu beresin pecahan piring itu!"  perintah si ayah.
si ibu kemudian menaik tangan vina, kemudian menyeretnya masuk ke kamar mandi, dan menguncinya, tidak hanya itu si ibu mematikan lampunya.
"hari ini kamu tidur di sana! ga usah makan!" omel si ibu. si dinda malah tidak peduli dengan kekacauan yang terjadi, ia bersikap acuh dan melanjutkan makannya.

pemandangan itu bukanlah asing di keluarga ini.. vina terlalu tersiksa dalam tubuhnya yang penuh kecacatan. mulai hari itu vian dan vina duduk di lantai, makan dengan kertas. sehingga seringkali nasinya kebanyakan nempel di kertas, dan hanya sedikit yang bisa di makan.
suatu hari tibalah mereka di hari ulang tahun Vina dan Vian. mereka kembar, jadi mereka berulang tahun di hari yang sama. vian dan vina di berikan sebuah amplop sebagai tanda hadiah.
"ini." kata si ibu sambil memerikan amplop putih.
"makasih ma.. paa.." kata vian.
"aa.a.. ka.. sih.. a.. pa..(makasih mama. papa..)" kata vina.
kemudian dinda datang dan terlihat iri .
"mama! papa! kok aku ga di kasih?!" oceh dinda.
"yaudah. ini papa kasih kamu." kata si ayah kemudian membuka dompetnya dan mengeluarkan uang 15.000. dinda menerimanya kemudian berjalan manyun ke kamarnya.
vian dan vina juga ke kamar mereka. di kamar vian membuka ampolnya. isinya uang 5000. sedangkan vina hanya di kasih 3000.
vina terlihat sedih..
"uda vina. kamu jangan sedih. punya kamu sama punya aku kayanya tertuker. ini uang kamu. sini, itu di tangan kamu uang aku." kata si vian, kemudian menukarkan 5000 miliknya dengan 3000 milik vina.
vina tersenyum.
"kamu mau beli apa dengan uang kamu?" tanya vian,
"aa..nyam..(ayam)" jawab vina.
"ayam? ayam untuk di makan atau ayam hidup?" tanya vian.
"dupp. pii..ra. mau. (hidup.. mau pelihara)" jawab vina lagi.
"kalau gitu kita beli anak ayam besok di pasar." kemudian vina dan vian tidur.

singkat cerita hari ini mereka ke pasar. kemudian membeli sepasang anak ayam. anak ayam cetina 3000 dan anak ayam jantan 2500. karena uang vina kurang, vian memberikan sedikit uangnya untuk membantu vina membeli ayam itu. waktupun berlalu, setiap hari selesai makan, vian dan vina memberikan makan ayam itu dengan nasi yang menempel pada kertas bekas makan vian dan vina. itu terus berlangsung sampai 1 tahun berlalu. vian dan vina memelihara terus ayam itu sampai sudah bertelur dan memiliki 7 ekor anak, dan anaknya masing masing memiliki anak 6-7 ekor anak lagi. semuanya hidup.. vian dan vina memeliharanya di dekat hutan. si ayah dan ibu tidak pernah tau kalau vian dan vina memelihara ayam.

hingga pada suatu hari vina ingin memberikan hadiah untuk ulang tahun ayahnya. vina bekerja untuk mencabut rumput di rumah tetanggaya. namun sayang, tanpa sengaja ia memecahkan Vas mahal milik tetangganya, tetanganya sangat marah dan datang ke rumah vina meminta ganti rugi.

kemarakan si ayah dan ibu mencapai puncaknya.
hingga terpintas di benak mereka ingin membuang vina.
"lebih baik kita buang ke tengah hutan. biarin aja dia mati di sana." kata si ayah.
"aku setuju. parasit anak itu. ga usah di buang doank. sekalian abisin aja. kesel banget aku sama dy." kata si ibu.
vina mendengar semua itu.. vina menangis.. ia sangat sedih.
vina kemudian mengambil seekor anak ayamnya. sambil bersiap untuk di buang si ayah ke tengah hutan.
tepat perkiraan, si ayah mengendong vina ke tengah hutan, si ayah menaruh vina di sebuah gerobak tua miliknya dan menariknya..
saat mulai memasuki hutan, vina menarik leher ayamnya hingga putus, hingga mengeluarkan banyak darah. kemudian vina meneteskan darah itu di setiap jalan yang ia lewati, saat darahnya abis, vina menarik bulu ayam itu dan meletakannya di setiap jalan yang mereka lewati,, sampai akhirnya di tegah hutan. si ayah kemudian menurunkan vina dan mengikatnya di sebuah pohon besar.
"mati kamu. percuma hidup. ga bakal menjadi orang berhasil!" kata si ayah.
"a..a..maa..ppu..yangg?( papa mau pulang?)" tanya vina kecil.
"kenapa!? mau ikut? ga boleh!" bentak si ayah. vina kemudian melempar sebuah batu kecil yang di bungkus kertas ke pala si ayah.
ayah begitu marah dan memukul vina dengan kayu tebal, sampai vina tdk bergerak.
kemudian si ayah mengambil batu dengan bungkusan kertas itu, dengan penasaran si ayah membukanya.
dan sangat mengejutkan..
dengan tulisan sangat berantakan vina menulis..
"papa. maaf ya. vina nakal sama papa, vina uda bebanin mama dan papa, vina selalu membuat mama dan papa menyesal akan kehadiran vina.. vina denger papa mau abisin vina. vina ga ngerti maksudnya pa. papa mau bunuh vina yah? ga apa. vina terima. papa.. vina takut papa tersesat, vina uda memberikan tanda di sepanjang perjalanan. papa ikutin yang bercak darah dan bulu ayam. nanti papa akan keluar dari hutan ini. oh iah. vina punya banyak banget ayam, sampai hampir 50 ekor banyaknya. itu vina beli dengan uang hadiah dari papa. jadi itu milik papa. supaya mama dan papa bisa makan ayam tiap hari, ga cuma tempe, ga cuma kak dinda yang bisa makan daging. papa.. vina sayang papa."

si ayah menangis histeris membaca surat si anak. si ayah menyesal, kemudian si ayah menggendong tubuh vina yang sudah tak bernyawa itu ke rumahnya.. tak ada yang tersisa., hanya tangisan dan penyesalan.

semoga menjadi pembelajaran buat kita semua untuk dapat berpikir sebelum bertindak, dan berpikir dengan hati bukan hanya pikiran. 

6 komentar:

Anonim mengatakan...

sumpah! nangis!!!!!

PoringEvent mengatakan...

Haha .. Kisah nya Sedih banget :))
Sedih baca nya sampe nangis .
Izin copy ya :)
nnti ksih from/Created by blog ini kok :)

Choconatz ♡ mengatakan...

Iah. :) thanks yah. :*

jesisca mengatakan...

Keselll bgt sama si ayah yang kaya gitu.
Kita harusnya belajar, anak cacat yang di perlakuin gitu sm ortunya aja tetep mencintai ortunya.
Harusnya kita bisa lebih..

Kasian vina. :( izin share juga ya..

baby lonce mengatakan...

Walau bnyk yg ga bs di pikirin pake nalar. Tp ceritanya bagus dan menginspiratif..

Trs berkaya. Jbu

Choconatz ♡ mengatakan...

sep2. :)
thanks yahh..

Posting Komentar