i love myself..

Jumat, 09 Desember 2011

Jangan hancurkan hidupmu!


Say no to DRUGS
Say no to FREE SEX
Say no to BLEAK FUTURE


By : choconatz
(fiktif)

Jangan hancurkan hidupmu!
Pilihan ada di tanganmu!!!!

Aku terdiam.. Jantungku seakan berhenti berdetak. Aliran darah di tubuhku pun serasa terhenti untuk beberapa saat.
Aku langsung terduduk lemas. Pandanganku tertuju penuh pada sebuah benda yang kupegang dengan tangan bergetar, sebuah benda panjang, bewarna putih dengan dua garis merah di dalamnya.
Kepala ku serasa dirajam bebatuan, berkali-kali aku meyakinkan diriku kalau ada yang salah dalam penglihatan ku, dan meyakinkan diriku kalau ini semua hanyalah mimpi..
tapi... ini nyata.. hasilnya positif..
Ada sebuah nyawa di dalam tubuh mungil ku yang baru menginjak usia 15 tahun.
"tok..tok..tokk.." bunyi seseorang mengetuk pintu kamar mandi itu.
"Fissy... lama banget sih lo?" teriak seseorang dari balik pintu. dapat ku kenali itu suara Ladys, sahabat baikku.
Aku membuka pintu. Tatapanku kosong, mataku mulai meneteskan air mata. Kemudian aku memeluk Ladys erat.
"kenapa lo? kok pucet?? gimana hasilnya?" tanya Ladys.
aku tak dapat berbicara, hanya dapat menangis dalam pelukan Ladys. namun dengan tangisan dan pelukan ku Ladys dapat mengerti, kalau aku hamil..
"udah Sy.. santai aja.. sepele kok itu." katanya.
"gimana sepele , dys? Aku masih sekolah. apa kata bonyok Aku kalau mereka tau aku hamil?"
"mudah aja, Sy.. jangan biarin orang tua lotau. selesai kan?" jawabnya santai.
"terus? kamu kira perut aku nanti ga bakal tambah besar?? mereka cepat atau lambat pasti tau. aku bisa di usir dari rumahku. aku takut Dys.." air mataku terus mengalir deras.
"yang jangan lo biarin tuh perut tambah gede lah.."
"maksud kamu?"
"aduh.. uda santaii aja. tinggal minum obat, lompat-lompat, makan nanas, selesai.. tenang aja, gue uda pengalaman."
"gila kamu. kamu nyuruh aku buat gugurin?"
"iah lah.. body lo bisa rusak gara-gara tuh bayi, udah lupain masalah bayi-bayi an. hamil-hamilan, ga penting, ayo balik ke meja, biar sewa meja gue bayar buat malam ini, kita minum aja, gue juga ada barang baru." Kata Fissy kemudian menarik tanganku keluar kamar mandi.
dan kulewati malam ini sama hal nya dengan malam-malam biasanya, masih di temani dengan obat-obatan dan minuman. tak peduli dengan cabang bayi di kandunganku..
2 bulan pun berlalu, setiap hari aku terus menenggak minuman keras, merokok, dan memakai obat-obatan..

"Gimana perut lo? masih ada apa uda ilang?" tanya Ladys.
"masih ada. aku bingung, siapa yah bapak dari anak ku?"
"ga penting. yang penting jadi kapan lo mau gugurin?"
"ga penting gimana? dia harus tanggung jawab sama keadaan aku, kalau aku pendarahan, dia mesti biayain rumah sakitku."
"terus lo kira dari puluhan cowo yang pernah tidur sama lo, ada gitu yang mau tanggung jawab? semua pasti ngelak lah.."
"iah sih.. aku bingung.." kataku sambil mengisap rokokku dalam dalam.
"makin hebat yah lo ngerokok nya. cabang bayi lo kuat juga yah ga mati, padahal tiap hari lo masih clubing." Kata Ladys sambil menenggak minuman kerasnya.
Aku tak meladeni kata-kata Ladys.
"uhuk..uhuk..uhukk..uhukk.." tiba-tiba dadaku sesak, dan aku terbatuk-batuk.
"nape lo?" tanya Ladys.
"enggak tau, lagi sakit batuk berdahak aku, ga sembuh-sembuh perasaan." jawabku.
"jangan-jangan... lo kena HIV?" Tebak Ladys.
Refleks mataku melotot ke arahnya.
"itu congor kamu ga bisa di rem ya?" cetusku.
"yah .. maaf.." kata Ladys.

Hari-hari begitu cepat berlalu, aku rutin mengkonsumsi obat penggugur kandungan yang di berikan Ladys. setiap habis meminumnya perutku terasa sakit, namun tak pernah mengeluarkan darah. Batuk ku pun semakin parah.
setiap kali batuk, aku selalu teringat ucapan Ladys, hal itu mendorongku untuk memeriksakan tubuhku ke dokter. pemeriksaan pun dilakukan..
dan hasilnya..
aku positif terkena penyakit AIDS.
rasanya harapan hidupku pupus sudah. di saat seperti ini, hanya Ladys yang bisa kuandalkan, tanpa pikir panjang, aku pergi ke kost Ladys dengan membawa hasil pemeriksaan.
"Apa?!! lo kena AIDS?!!!!" Ladys terlihat sangat terkejut.
"iyah.." jawabku lemas dengan terus menangis.
"Enggak mungkin.. sekarang lo mending cabut dari rumah gue!" Ladys mengusirku. Aku tersentak sampai tak dapat berkata apa-apa. ternyata seperti itu Ladys.. saat aku susah dia malah meninggalkan ku.
haripun berlalu, malam ini seperti biasa aku pergi ke tempat clubing, namun baru sampai di depan, aku di usir dengan cukup menyakitkan.
"pergi lo! jangan bawa virus HIV ke sini!" kata mereka sambil mendorongku keluar dari sana.
Ladys keterlaluan, ia membeberkan hal itu ke orang-orang. bahkan Ladys juga membeberkan hal itu ke warga sekitar, termasuk tentang kehamilanku.
aku malu, aku memutuskan pergi ke tempat yang jauh, mama dan papa pasti menganggung malu akibat perbuatan hina ku ini.

Aku melangkah pergi dari sana, dari mereka.. dari semuanya..
Dengan membawa anak di perutku.. aku menjalani kehidupan seorang diri. beberapa kali aku hampir keguguran. kata dokter kandunganku sangat lemah karena dulu aku sering mengkonsumsi obat-obatan.
Aku harus bekerja dengan penyakit AIDS yang menempel di tubuhku, aku mencari makan sendiri, hidup seorang diri.
berbulan bulan berlalu .. disaat aku sedang mencuci pakaian, tiba-tiba perutku sangat sakit, aku sadar mungkin akan melahirkan. aku berteriak tolong, berjam-jam aku berteriak menahan sakit luar biasa, sampai akhirnya datang warga dan tim medis. Akhirnya lahirnya anak itu.
anak manis itu ternyata wanita. kuberikan dia nama "cinta".
dan dokter datang membawa kabar buruk untuk ku. Cinta terjangkit HIV , sama seperti ku.
Aku tak tega. Dosaku kini di tanggung anakku.

Penderitaanku tak hanya sampai situ. kini 6 tahun berlalu..
di depan mataku, aku harus melihat anakku tertolak di lingkungan bermainnya, bahkan di sekolahnya..
anakku sepertinya terlalu kecil melawan penyakit mematikan itu. AIDS, penyakit yang sampai sekarang belum ditemukan obatnya itu terus menyerang sistem kekebalan tubuh anakku.
Sampai tiba di saat Cinta tak sanggup lagi melawan maut.
Cinta meninggal.

Rasanya hidupku kembali hancur.
semua hancur..
semua berakhir..
hanya karena free sex..
hanya karena narkoba..
hanya karena pergaulan..

Aku tak tau sampai dimana penderitaanku..
Aku baru menyadari selama ini aku salah melangkah.
Aku menyadari di saat remaja harusnya aku memilih jalan yang benar..

Aku meraih pisau di dapur dengan tangan kananku.
Aku mengepalkan tangan kiriku.
Aku ingin mengakhiri semuanya..
walau aku tau, dengan cara ini, penderitaan baru telah menunggu ku di neraka..
mataku terasa berat.. aku memejamkan mataku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar