i love myself..

Selasa, 20 Desember 2011

who is your father?


Suatu hari aku sedang berkumpul dengan temanku. kami terlibat perbincangan kecil.
"aku sangat senang." kata salah seorang temanku.
"mengapa?" tanya temanku yang lain.
"ayahku baru saja naik pangkat menjadi manager! hebat bukan?" jawab temanku itu bangga.
"ayahku hari ini terbang ke amerika, ayahku setiap hari keliling dunia, ia adalah seorang pilot! itu jauh lebih hebat!" balas temanku yang lain. aku tertunduk malu, tak ada yang bisa di banggakan dari pekerjaan ayahku yang hanya tukang pandai besi.

"pekerjaan papa kamu apa?" tanya temanku ke arahku, membuat aku sontak bingung dan salah tingkah, aku menggoyangkan kaki kananku , mungkin itu bukan goyangan disengaja, refleks terjadi karena aku benar-benar panik.
"tentu ayahku adalah pemilik perusahaan besar di negri ini." jawabku, teman-teman bertepuk tangan mendegar jawabanku, aku tersenyum puas atas kebohonganku.
esok harinya ayah sedang melayani beberapa pelanggannya, sedangkan aku mengintip pembicaraan ayah dengan pelanggannya.
"hari ini pembagian rapot, anakku mendapat ranking 2 umum, aku benar-benar bangga." cerita si pelanggan ke ayahku.
"bagaimana dengan anakmu?" tanya pelanggan itu.
ayahku tersenyum lebar sambil berkata.
"anakku mendapat 3 merah di rapotnya, tentu tidak mendapat peringkat umum di sekolahnya, namun aku tau, itu adalah hasil terbaik yang ia lakukan, setidaknya aku bangga anakku berani memberikan rapotnya secara jujur kepadaku." jawab ayahku tanpa ragu.
"oh ya?? bodoh sekali anakmu." kata si pelanggan.
"maaf pak, saya tau anak anda jauh lebih berprestasi di banding anak saya, tapi biar bagaimanapun anda tidak layak berkata seperti itu tentang anak saya, bagi saya, apapun prestasinya, seperti apapun dia, dia adalah anak saya, darah dari darah saya, daging dari daging saya, dan tulang dari tulang saya." jawab ayahku bijak.
aku menunduk, air mataku menetes mendengar pembelaan ayah.
aku berlari keluar dari rumahku ke tempat teman-temanku sedang berkumpul.
"teman-teman.. " panggilku membuat mereka semua melihat ke arahku.
"aku ingin mengakui sesuatu, ayahku bukanlah pemilik perusahaan besar, ayahku hanya seorang pandai besi." teman-teman sontak menatapku bingung. beberapa tersenyum sinis seakan mentertawaiku dalam hati.
"ayah ku tidak memiliki perusahaan yang besar, tapi ayahku memiliki hati yang besar, ia satu-satunya ayah di dunia yang tidak malu mengakui keberadaanku, ia bukan mencintaiku karena fisikku, atau wajahku, atau prestasiku, tetapi ayahku mencintaiku dengan tulus, itulah yang aku banggakan, yang belum tentu kalian miliki."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar