i love myself..

Kamis, 22 Desember 2011

But, i dont have mom!


Hari ini adalah Hari Ibu, dan semua orang tau akan hal itu, tidak terkecuali Allice dan Smith, kedua adik kakak ini juga mengingat dengan jelas hari ini adalah hari ibu. Allice dan Simth pergi ke sebuah restaurant di dekat rumah mereka, tidak seperti biasa, restaurant itu lebih ramai dari biasanya, banyak keluarga yang menjadikan hari ibu sebagai moment untuk bermakan malam bersama.
Allice dan Smith kemudian masuk ke restaurant itu, suasana sungguh hangat dan menyenangkan, music classic mengalun perlahan, setiap meja di lengkapi dengan bunga dan lilin kecil yang membuat nuansa hangat semakin terasa, Allice dam Smith kemudian duduk menunggu pesanan yang mereka sudah pesan datang.

Selagi menunggu Allice dan Smith melihat kearah meja sebelahnya, terlihat seorang ibu mendapat kejutan dan beberapa kado dari anak-anaknya, sungguh pemandangan yang indah, namun pemandangan itu sangat membuat risih bagi Allice dan Smith, tepat empat hari lalu ibu mereka meninggal, yang lebih menyedihkan Allice yang sudah menginjak usia 42 tahun sempat terkena kanker kista, sehingga terpaksa rahimnya di angkat dan tidak dapat memiliki anak. Pemandangan di sekitarnya tidak jauh berbeda, seluruhnya sedang merasakan hari ibu dengan penuh kehangatan bersama ibu yang mereka cintai.
Allice menyesal menyetujui saran Smith untuk pergi ke restaurant ini, karena pemandangan-pemandangan di sekitar justru membuat Allice semakin sedih dan tertekan.
Allice kemudian menerawang ke seluruh bagian di ruangan itu, penerawangan allice terhenti di sebuah sudut di ruangan itu, seorang ibu tua sambil melahap soup di sendoknya duduk dengan tenang, pemadangan itu membuat Allice hampir kehilangan kesadaran , si ibu dengan rambut putih, mata sipit, dan hidung mancung lengkap dengan kacamata tebal, perwatakan tubuh gemuk dan putih, dengan kisaran usia sekitar 85 tahun itu benar-benar mirip dengan almarhumah ibu Allice dan Smith. Allice terus memandang si ibu dan berharap itu bukanlah kesalahan penglihatannya, hiruk pikuk para pelayan dan suara music yang mengalun serasa terhenti bagi Allice, semua sunyi.
“Smith. Lihatlah kearah sana, ibu itu mirip ibu kita.” Kata Allice sambil menyenggol Smith dan menunjuk kearah ibu tua itu.
“astaga , Allice, kau benar.” Kata Smith, Allice dan Simth menatap ibu itu selama beberapa menit.
“Allice, bagaimana kalau kita membayar makanan ibu itu? Sebagai hadiah di hari ibu?” Usul Smith, dan Allice menganggukan kepala setuju. Mereka kemudian memanggil pelayan dan menyuruhnya untuk merahasiakan hal tersebut.
Tiba di saat si ibu ingin membayar makanannya, ia terkejut, dan terus mendesak si pelayan memberitahu siapa yang membayarkan makanannya, akhirnya pelayan itu menyerah, kemudian menunjuk kearah Allice dan Smith.
Si ibu itu menghampiri Allice dan Smith.
“kalian sungguh baik, bolehkan saya bergabung menemani kalian menghabiskan makanan kalian?” Tanya si ibu lembut dengan mengukirkan senyum hangat di wajanya yang sudah keriput, Allice dan Smith menyambut ibu itu, kemudian suasana mulai mencair, mereka bercerita satu sama lain, sejak hari itu Allice dan Smith selalu merayakan hari ibu dengan ibu tua itu, mencintai si ibu, dan menyayangi si ibu, walau tidak terikat hubungan darah.

Panggilan ibu bukanlah karena ikatan hubungan darah, melainkan terjadi karena ikatan suatu hubungan yang berlandaskan kasih sayang yang tulus.-Choconatz-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar