i love myself..

Minggu, 25 Desember 2011

Kado untuk Yesus


"Selamat natal!!" teriak Jave girang ketika baru bangun, ibu nya menggariskan senyum manis dan memeluk putra kecilnya itu sambil berkata "Selamat natal sayang.."
Jave kemudian pergi ke luar rumah, ia membuka pintu kayu yang tua itu dengan semangat.
Salju yang cukup tebal menutupi bagian depan pintu itu, salju-salju bagaikan kapas halus yang terlempar dari atas langit menambah keindahan pagi , matahari yang mengintip kecilpun ikut berpatisipasi mempercantik suasana pagi ini.
Jave menghirup nafas panjang.. hiruk pikuk orang-orang yang sibuk berkunjung dari satu rumah ke rumah lain, dengan memakai topi santa di tambah ornamen-ornamen cantik di sepanjang perjalanan membuat hari natal itu begitu terasa di kota kecil tersebut.
"hari ini hari ulang tahun Tuhan Yesus.. aku ingin memberikannya hadiah.. tapi.. hadiah apa yang harus ku berikan kepada sahabatku Yesus?" gumgam Jave sambil melangkahkan kakinya di antara tumpukan-tumpukan salju.
"aha! aku lebih baik pergi ke gereja dan bertanya dengan orang di sana." kata Jave semangat kemudian pergi ke sebuah gereja besar yang tidak jauh dari rumahnya.
Mata Jave langsung terbuka, kekaguman terlihat jelas di raut mukanya, sungguh gereja itu Sangat indah dan mempesona, ornamen-ornamen natal yang menempel di gerbang, lampu-lampu kecil, dan gantungan bola emas yang sangat cantik menghiasi hampir seluruh pepohonan pada pekarangan gereja itu.
Jave kemudian melangkahkan kaki kecilnya masuk ke ruangan gereja itu.
pemandangan di dalam gereja jauh lebih indah dari yang ia liat di pekarangan.
Bertemakan warna perak dan emas yang dominan, dengan lampu-lampu yang indah, serta beberapa pohon natal yang besar dan mewah, ditambah ornamen-ornamen natal yang begitu kontras dengan warna cat ruangan gereja yang bewarna putih, benar-benar membukau Jave.

Jave hampir saja lupa dengan tujuan semula ia pergi ke gereja itu, namun setelah ia sudah ingat akan tujuannya, ia langsung pergi ke salah satu bagian di ruangan itu.
dan menyapa seseorang yang berjubah serba putih, dengan kalung salib yang melingkar di lehernya.
“permisi pak pendeta.. aku ingin bertanya. Menurut anda apa kado yang bagus untuk ulang tahun sahabatku? Sahabatku ini kaya, ia memiliki segalanya, apa yang harus ku berikan padaNya?” Tanya Jave.
“maaf nak. Saya sedang sibuk mempersiapkan firman yang harus saya berikan nanti kepada para tamu undangan, kamu lebih baik pergi dan mintalah pendapat orang lain.” Kata pak pendeta itu.
Kemudian Jave menghampiri kumpulan orang yang sedang berlatih nyanyi.
“maaf.. permisi .. bolehkah aku bertanya kepada kalian.. hadiah apa yang harus aku berikan di acara ulang tahun sahabatku? Ia memiliki segala yang aku miliki, jadi apa yang harus kuberikan kepadaNya?” tanya Jave.
“maaf nak, kami sibuk, kami sedang latihan.. kami tidak ingin mengecawakan tamu undangan bila penampilan kami buruk.” Jawab seorang dari mereka. Jave kemudian pergi dan mendekati beberapa orang yang sedang berlatih musik. Kemudian menanyakan hal yang sama seperti yang Jave tanyakan ke beberapa orang sebelumnya, namun sama seperti tadi, semua sibuk, dan tak ada satupun yang menjawab pertanyaan Jave, malah mereka menyuruh Jave pergi dan tidak menggangu mereka. Akhirnya Jave lemas, semua di gereja itu tak ada satupun yang membantunya, kemudian Jave menghampiri orang terakhir, Seseorang yang sedang mendekor ruangan itu.
“permisi paman.. aku ingin meminta pendapat paman.. apa yang harus aku berikan kepada sahabat ku? Ia berulang tahun hari ini. Ia memiliki segala yang ku miliki, jadi apa kado yang baik untukNya?” tanya Jave.
“berikanlah ia apa yang ia inginkan.” Jawab paman itu singkat tanpa menoleh ke arah Jave.
“terimakasih atas jawaban anda paman, walaupun itu tidak banyak membantu tapi anda jauh lebih baik di banding banyak orang di tempat ini. Semuanya terlalu sibuk, semua selalu berkata ingin memberikan yang terbaik untuk para tamu undangan..." gumal Jave.
"ternyata kau tau tentang hal itu.. bagus, kini saya tidak perlu menasihati kamu untuk meninggalkan saya, dan membiarkan saya melanjutkan pekerjaan saya tanpa di ganggu olehmu." cetus orang itu. Jave kemudian pergi dari sana.
Ia kemudian memutuskan untuk bergegas pulang ke rumahnya.

"Jave..kamu habis darimana?" Tanya si ibu.
"aku mencari tau kado apa yang harus kuberikan ke Tuhan Yesus." jawab Jave.
"kini apa kamu tau kado apa yang harus kamu berikan??" tanya ibu Jave lagi.
"tentu.. kadonya hanya dua, dan tidak dibutuhkan uang untuk membelinya, yaitu Hati dan Waktu. hanya itu." jawab Jave dengan tersenyum menunjukan kepuasannya akan jawaban sederhananya itu.

sambil menyantap makanan sederhana yang ibunya hidangkan, jave berkata dalam hatinya.

"semua orang di gereja mewah mempersiapkan yang terbaik untuk tamu undangan, bukan untuk Tuhan, mereka lupa makna natal sesungguhnya. Mereka menyibukan diri untuk sesuatu yang belum tentu membahagiakan hati Tuhan, Tuhan bukan butuh uang kita, atau butuh tarian bahkan suara yang indah sebagai kadoNya di hari Natal. Ia hanya butuh hati kita, dan waktu kita. Hati yang tulus mengasihiNya dan percaya bahwa Ia adalah sahabat kita yang di utus Allah untuk menebus dosa kita dan hati yang tulus mengasihi sesama kita, dan Waktu kita untuk benar-benar mengucap syukur atas datangnya Tuhan Yesus ke dunia.. sebab, kebutuhan terbesar kita bukanlah kesenangan, bila kesenangan Allah pasti menurunkan seorang penghibur yang dapat mengabulkan permintaan-permintaan kita dengan sebuah tongkat ajaib, tapi kebutuhan terbesar kita adalah keselamatan, maka itu Allah menurunkan seorang juru s'lamat kepada kita, ialah yang kita peringati dalam hari Natal-choconatz-. My Wish, you get a merry christmas. God bless us. "



3 komentar:

Anonim mengatakan...

Merry christmas

Anonim mengatakan...

Merry Christmas

Setuju banget dengan cerita ini, yg YESUS inginkan di hari ulang tahun-Nya adalah : HATI (yang mau memberi tempat bagi YESUS lahir dan bertakhta) dan WAKTU (yang kita berikan utk melayani dan memuliakan Dia)

Choconatz ♡ mengatakan...

:) iah. semoga ceritanya bisa memberkati kita semua. God bless

Posting Komentar